Cerita Emak Rempong soal Tas Branded (namun palsu)
Saturday, December 06, 2014
Ternyata sudah lama juga ya aku gak
update blog ini. Selain karena malas (harus diakui), juga karena
kondisi notebook-ku yang agak error... Rrrr...
Okeh, kita lanjut saja ke pembahasan
kali ini.
Kali ini, aku cuman mau share aja
pendapat aku (yang gak penting ini, hihi) soal branded or not. Baik
tas, baju, sepatu, dan segala tektek bengek fashion pastinya tak
asing dengan sebuah brand atau merk. Gak usah disebut, pasti pembaca
sudah pada tahu merk-merk terkenal dan yang juga pasaran di beberapa
pusat perbelanjaan, bukan?
Namun, sayangnya dari beberapa merk
terkenal seperti merk
tas: Lou** Vit***, Her***, Pra**, D&*,
Cha****, dll kebanyakan memakai barang KW alias tiruan! Hohoho..
“Aduuuh, neng... gitu aja kok
repot... duit-duit aku ini...”
hihi... aku gak nyalahin yg pake atau
ngejelekin kok. Aku sendiri kagum kok sama produk mereka, bisa niru
semirip itu, sesuai tingkatannya juga sih. Dan tentunya semakin mirip
maka semakin mahal. Namun, sayang sekali keahliannya hanya untuk
meniru. Coba kalau punya brand sendiri. Kan sudah berpengalaman
melihat beragam jenis model yg lucu-lucu...(ngegampangin banget, yaa?
Hihi... semoga jadi motivasi aja, maaf100x).
Ini sih bentuk curhatan aku, yang
sangat susah mencari produk asli dengan harga terjangkau setara
dengan harga barang kw merk-merk tadi (hiks).
Sering banget aku kesulitan mencari
produk yang asli namun murah. Aku sendiri sih tipe orang yang jarang
belanja banget. Selain karena emak-emak irit (pastinya), juga males
banget! Kalau lagi semangat dan butuh tas misalnya (ini nih yang
menurut aku paling sulit), aku suka lihat di mall-mall atau toko-toko
pinggir jalan berharap ada yang bisa diangkut kerumah. Dan
e-e-e-eh... ternyata udah beberapa kali aku malah menemukan beberapa
merk terkenal dengan harga cuman beberapa ratus ribu saja! Jelaslah
aku berpendapat itu barang KW.
Mengapa gak beli aja? Toh yang lain aja
banyak dan gapapa kok...
Kalau lihat model-modelnya yang
unyu-unyu sih pasti mau (banget). Tapiii...semua buyar, entah kenapa
didalam hati ini (ceileeeh segituya, hihi) pasti bilang gak. Takut
dosa, gak enak atau apalah yang pasti gak nyaman. Selalu saja ada
pikiran gimana kalau karya aku yang dibajak, padahal udah bayar
lisensi, pajak, gaji karyawan, hasil riset, mikir, dll...? (meskipun
kadang merasa tuh tas yang asli harganya keterlaluan banget...-_-)
Dan lagi, denger-denger sih... kalau
kita ke Paris (entah aku lupa juga maaf kalau salah, atau ada negara
lainkah?), dan memakai barang kw, dan ketahuan itu palsu... maka
langsung deh tuh tas 'tak sobek-sobek', hihi... (kapan yaa aku ke LN?
Ngayal duluuuu...). Sayang banget, kan? Padahal aku bukan orang yang
kudu bolak-balik kesana, juga sih... alesanku ya itu tadi, merasa
bersalah aja.
“oke, oke... trus gimana donk nasib
kita yang gaji cuman pas-pasan, atau ngandelin gaji suami aja (kayak
aku, hiks) dan musti ngirit, tapi gak mau juga kalau gak gaya...?”
Ini sekedar kiat-kiat yang selama ini
aku jalanin, ya... boleh ditiru atau gak, mangga... atau malah ada
yang berpikiran sama?
Pertama, aku usaha dulu cari merk lokal
asli seperti Garucci, Garsel, dll. Meskipun terkesan plesetan dari
merk terkenal (entah produknya mirip atau gak) yang pasti aku sih
berpikir positif dulu, bahwa itu original. Alternatif lain, aku jadi
member sebuah mlm fashion yg menawarkan merk sendiri. Ada juga kok
yang menawarkan produk yang sudah terpajang di departement store
terkenal juga ( gak usah disebut lha ya...). Untuk mlm fashion yang
aku ikuti alhamdulillah harga masih terjangkau dan bervariasi. Aku
sendiri cuman memanfaatkan kartu saktinya sebagai diskon.
coba tebak ini tas apa? ini salah satu tas andalan aku, pasti ketebak... secara harganya murmer... heee |
Ada lagi, cara lain. Dan ini jauh lebih
murah menurutku, namun gak semuanya juga. Cari aja tas yang tak
mencantumkan merk alias non branded. Kadang aku nemu dibeberapa toko
tas, namun sedikiiiit banget! Dan tentunya berpikir positif aja kalau
itu bukan membajak.
Kiat-kiat dari aku sih, lebih cocok
untuk yang memiliki financial menengah kebawah seperti aku. Kalau
pembaca dirasa mampu, gak ada salahnya beli yang original (meskipun
aku sih mikirnya emaaaaan... banget kalau musti ngeluarin duit
juta-juta cuman buat tas, heu).
Ngomong-ngomong, karena males belanja dan perhitungannya kalau mau beli kebutuhan sendiri (kalau kebutuhan rumah tangga mah, gak lha ya...:) ), aku beli tas tuh nyampe aweeeeettt banget, gak ganti-ganti. hihi... Kalaupun ganti paling yang sesuai kebutuhan. Misal ukuran yang lebih kecil. Yang cukup buat hp dan dompet aja, kebetulan anakku sekarang kan udah gede jadi gak repot bawa keperluan banyak. Apalagi kalau pergi tanpa bawa sikecil.
Oh,iya... ada untungnya juga lho kalau
kita mau pakai tas yang lokal dengan brand sendiri atau non branded,
kita jadi membantu pengrajin lokal juga agar lebih kreatif dan
mungkin bisa jauh lebih semangat agar terus berkarya (namun, kalau
sudah terkenal jangan mahal-mahal yaaa...)
7 komentar
Aku ga pernah pusing soal tas mak, lha pakenya cuma satu : tas ransel :)) Klo kondangan pinjem pouch punya ibuku. *irit or pelit or enggak fashionable yak ;))
ReplyDeletehehe, iya mak bagus juga ide racunnya ... hihi. aku juga kurang fashionable sih mak. beli juga karena butuh. :) kalo tas ransel aku kayaknya udah gak cocok mak, heee
Deletewah saya ga fashionable hihi.. oya mak biar loading blognya ga terlalu lama sebaiknya animasi daun jatuhnya dihilangkan :D
ReplyDeleteaduh, iya ya... sebenernya udah pengen cuman belum sempat alias males (lagi-lagi, hihi). aku malah lupa cara bikinnya, huwaaa....heee
DeleteIh kok kita sama sih.... plek ketiplek pola pikirnya. Hehe
ReplyDeleteIh kok kita sama sih.... plek ketiplek pola pikirnya. Hehe
ReplyDeletembak risca: hihi... berarti saya ada temen nih...
ReplyDeleteSilahkan berkomentar dengan baik, sopan dan boleh sedikit bercanda tanpa keterlaluan, ya. No Spam No Iklan.