Anak sakit dan perjalanan mencari dokter

Wednesday, December 31, 2014

Yumna Sakit...!!! (sebagai ibunya pasti was-was yaaa....)

Seperti kebanyakan anak balita pada umumnya, musim hujan atau peralihan musim adalah musim dimana balita rentan terserang penyakit. Entah itu batuk, pilek, demam, flu, bahkan diare. Termasuk anakku Yumna, yang sudah sebulan ini BAB-nya sepertinya agak bermasalah.

Dimulai saat awal hijrah ke Bandung tepatnya di Cicalengka, entah karena cuaca yang dingin dan belum terbiasa dengan tubuh Yumna, maka dia sering sekali mengeluh tidak enak perutnya. Dan dalam sehari dia bisa bolak-balik ke WC dan pupnya itu (maaf) mencret. Aku pikir sih cuman masuk angin biasa, yaa karena suhu yang belum terbiasa. Eeeh... tahunya
meski udah di oles minyak kayu putih masih aja tetep kembung dan mencret. Adapun kembungnya hilang, tapi si mencret masih aja gentayangan. (kasihan... banget deh...).

Aku jadi inget waktu masih di Surabaya, kalau anak diare, pertolongan pertama ya pakai lacto-B. Aku sih lebih percaya pakai itu, soalnya isinya semacam bakteri baik yang melawan kuman jahat penyebab diare (CMIIW). Dan tentunya bebas dari antibiotik (kebetulan aku tipe ibu yang gak mau kasih antibiotik sendiri, dan suka cari dokter yang tak sembarangan kasih antibiotik :)).

 pertolongan pertama jika anakku diare, ya Lacto-B ini... sumber gambar disini

penampakan L-Bio. Ini kalau Lacto-B gak ada, sama kok... sumber gambar disini


Aku cari lumayan agak susah sih, di apotek Cicalengka stok kosong, di toko obat Wawan juga gak ada. Walhasil nyari ke daerah Ciburaleng Rancaekek yakni di apotek Al Ma'soem,alhamdulillah dapet juga. Soal harga lumayan agak mahal sih untuk ukuran obat yang sedikit, tapi masih terjangkau gak mahal-mahal amat (mahal kalau dibandingkan dengan obat mencret pasaran). Untuk 4 pcs saja mengeluarkan sekitar 20 ribu.

Cara pakainya?
Ini yang bikin aku bingung awalnya. Dulu waktu di Surabaya, aku yang gak ngerti cuman mencampunya dengan air sesendok. Mirip minum obat racik dari dokter gitu... hihi (maafkan aku, nak...soalnya dulu belum ke dokter). Sempat konsultasi ke dokter dan diketawain sama mbak dokternya, katanya campur sama minumannya saja.

Oke, cukup flash back Surabayanya, kita kembali ke Bandung.

Di apotek al Ma'soem aku sempat tanya-tanya lagi soalnya takut salah. Maklumlah... emak-emak... heee... sama mas apotekernya dibilang ditambah air 20 ml aja bu, atau 4 sendok makan. Cara ini cukup praktis juga, mengingat kalau dicampur satu gelas minuman kadang Yumna susah menghabiskannya, kalaupun habis biasanya lamaaa sekali.

Oh iya, ada juga kok merk yang lain tapi fungsinya dan bentuknya sama, merknya L-Bio. Menurut aku sama aja kok efeknya, lumayan efektif.

Nah, panjang banget kan cerita soal pertolongan pertamanya? Hihi... lanjuuuttt...

Setelah pemakaian Lacto-B atau L-Bio sebenarnya cukup efektif juga. Si kecil jadi gak keseringan minta ke WC. Tapi, udah beberapa hari gitu lagi. Pokoknya berulang-ulang sampai hampir 2 bulan. Ya gitu tadi tiap dikasih pertolongan pertama sembuh dan beberapa hari datang lagi. Bahkan tiap mau ke dokter malah gak jadi soalnya sembuh, hihi...

Dan aku putuskan ke dokter, perjalananpun dimulai...

Untuk yang sekarang,aku sengaja gak memberi obat dulu sejak pup yang pertama mencret. Kecuali paracetamol karena tubuhnya panas. Sekitar jam 9 berangkat ke klinik yang memajang plang bahwa ada dokter anak (bahagia banget, karena menurut aku itu hal yang cukup langka didaerah ini. Entah karena akunya yang kuper). Dan eee—eee—eeeh... pas kesana dokternya sudah pulang. Prakteknya ternyata cuman sampai jam 9 pagi. Haha...

Bingung banget mau kemana, klinik dokter umum, puskesmas atau RSUD Cikopo. Karena buntu, aku putuskan buat ke puskesmas saja. Coba dulu aja, kan ada BKIA-nya ya... Dan saat kesana, baru aja di tempat daftar antrinya itu lhoooo... bikin pusing. Gak teratur, main serobot. Yang nyerobot ya ibu-ibu lagi, umurnya mungkin seumuran sama ibu. Belum lagi lama, dengar orang ada yang ngeluh juga, entah itu antri datar, sampai ambil obat. Oke capcuss... kita ke RSUD aja, daripada ribet...

sumber gambar

sumber gambar



Jadilah ke RSUD Cikopo. RS ini memang terbilang masih junior. Jadi jangan heran kalau pelayanannya masih kurang memuaskan. Untuk pendaftaran dokter spesialis cukup terjangkau (mungkin karena disubsidi pemerintah). Kemarin Yumna daftar umum di poli anak cukup mengeluarkan 27.500 rupiah saja. Kalau di RS swasta bisa beberapa kali lipat. Sekedar info, dulu saat di RSIS daftar pagi 80 ribu kalau malam 100rb, untuk RKZ biaya daftar 120rb.

Saat, kesana jam sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB. Deg-degan juga karena katanya sampai jam 11. Tahunya ternyata, bu dokter belum datang. Setelah nunggu lama, dipanggil masuk eh malah ketemu sama mbak assisten dan cuman pencatatan keluhan, timbang bb, serta suhu. Jadi belum ketemu bu dokter dan disuruh keluar lagi biar nanti dipanggil lagi (hmmm... cukup ribet yaa).

Kembali keruang tunggu, nunggu lagi... dan bu dokter telah datang. Tetap saja musti antri lagi. Pasienpun dipanggil, namun satu kali panggilan, yang dipanggil ada sampai 5 orang! Hihi... ceritanya massal biar cepet mungkin. Dan ini menurut aku bikin gak nyaman, karena di ruangan dokter kita nunggu lagi, tentunya kursi cuman ada dua, sedangkan yang masuk banyak. Belum lagi aku lagi gundal-gandul dengan perut buncit, otomatis kursi ya buat anak-anak yang nunggu lah yaa... gak enak juga kalau duduk.

Dan yang bikin gak nyaman lagi, dengan sistem seperti itu bikin gak 'jongjong' alias jadi berasa tergesa-gesa aja. Mana anakku itu tipe anak yang 'kaget' lihat orang asing, apalagi dipegang-pegang sama orang asing, pastilah dia ngamuk! Hadeuh... heeee. Untungnya sih terakhir.

Alhamdulillah sih gak ada yang dikhawatirkan soal perutnya. Resepnya juga sama yakni si kecil Lacto-B, ditambah obat-obat lain, dan yang bikin aku seneng dokternya gak menyarankan antibiotik!

Sayangnya (lagi-lagi), saat penyerahan resep, obat yang harusnya 4 macam cuma tersedia 2 macam. Hmmm... untuk 2 resep lain harus cari di apotek luar. Dan yang bikin sebal, di apotek terdekatpun tak ada!

Sebenarnya sih harap dimaklum, karena RS ini memang terbilang baru. Dan dari tenaga medisnya juga sepertinyamasih kurang. Untuk poli anak saja hanya ada 2 dokter yang praktek. Belum lagi saat kami kesana, dokter yang satunya cuti. Entah pengaruh atau tidak ya, apa karena RS pemerintah jadi berasa kurang puas pelayanannya, ya?

Semoga saja kedepannya bisa lebih baik lagi dan bisa lebih banyak tenaga medis yang spesialis, penyakit apapun untuk daerah saya supaya lebih banyak pilihan. :)

FYI, ternyata ketika balik dari RSUD, ada juga dokter anak lain yang praktek tempatnya di apotek Cicalengka. :)

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, sopan dan boleh sedikit bercanda tanpa keterlaluan, ya. No Spam No Iklan.

Popular Posts

Flickr Images