Sandal sayang (harus) dibuang

Monday, August 05, 2013

Artikel ini semoga bermanfaat bagi para pembaca yang hendak membeli sendal atau sepatu berbahan kulit.

Lebaran sebentar lagi, suami yang melek lihat sepatu saya udah pada udzur alias jelek karena seringnya dipakai (sendal itu satu-satunya yang enak dipakai,hee), menyuruh saya untuk membeli sendal baru. (cmiww, seneng banget pastinya). Dan pada hari Minggu kemarin, suami mengajak saya ke Matahari yang letaknya ada di Royal Plaza Surabaya.

Sesampainya dilokasi, saya melihat ada obral sepatu dan sandal merk-merk seperti Yongki Komaladi, Fladeo, Triset yang berada di luar area Matahari departement store. Namun masih dari Matahari. Mungkin untuk memudahkan pembeli, jadi ada yang diluar dan ada yang didalam.

Sayapun penasaran dengan model dan harga yang didalam, maka sayapun mengecek ke dalam. Namun ketika saya masuk
, saya rasa sama saja, hanya ada beberapa merk yang tidak terdapat diluar, seperti Nevada, St Yves dll. Dan alangkah terkejutnya saya melihat sepatu atau sandal bercorak pig skin/ pig lining! Sungguh terlihat jelas. Sayapun penasaran dengan yang lain, ternyata tidak hanya satu!

sandal Triset yang saya beli
Saya kelur saja dan mencari diluar semoga saja ada yang benar-benar tidak meragukan saya untuk membeli. Saya memilah-milih sendal dan saya jatuh cinta dengan sendal ini. Bentuknya simpel, nyaman lagi, merknya Triset. Saya sudah teliti, dan nampaknya tidak muncul si titik tiga itu. Saya benar-benar sudah yakin dengan penglihatan saya. Saya pikir alas dan atasnya terbuat dari kanvas tapi labih lembut. terlihat dari coraknya.

Dan sayapun deal dengan salesnya untuk membeli sandal ini. Potongan 30% (padahal mungkin harga aslinya tak jauh beda, heee) lalu saya berangkat ke kasir  untuk membayar.

Sesampainya dirumah, Sayapun mengecek kembali isi dus sandal saya (biasalah kalau beli barang baru penasaran pengen lihat terus, hihi). Dan yang bikin saya bergidik adalah corak kanvas yang saya lihat, berbentuk tiga titik yang berkelompok dan kebanyakan berbaris rapat tiga-tiga. Uhhhh... saya raba permukaannya memang tidak sekesat kanvas.Kenapa saya begitu teledor? Mungkin karena cahaya yang kurang terang (lokasi diluar tidak seterang didalam) maka saya kira itu corak kanvas. Padahal uang segitu bukan uang sedikit menurut saya.

Sayapun segera googling semoga ada jawaban yang jelas, berharap itu adalah dari mesin dan terbuat dai PVC atau PU. Saya cari website dan fanpagenya. Dari website saya tak menemukan info apapun (entah karena saya kurang paham disebelah mana), dan saya tulis di fanpagenya TRISET, saya tanyakan dan minta konfirmasi. Namun sampai saya tulis artikel ini belum ada tanggapan.

sayang hasil kamera digita saya buram, maklum belum HD
Sayapun memutuskan untuk tidak memakai barang yang diduga najis itu. Sampai saya benar-benar yakin itu bukan kulit babi atau hewan haram lainnya. Untungnya suami pengertian (love you my dear), dia hanya menasehati agar lebih teliti lagi.

Saya tak berniat mengembalikannya,, karena hal tersebut di negeri kita seperti hal yang aneh. Padahal sudah seharusnya kita umat muslim yang menjadi mayoritas disini, terlindungi dari hal-hal semacam itu.



terpampang made in Indonesia
Miris memang, coba kalau ada peraturan jelas untuk pemisahan kategori halal haram, jadi dipisah dan diberi label. Pasti gak rugi kok, di negara kita kan bukan hanya ditinggali kaum muslim saja. orang yang non muslim juga banyak. Contoh saja di negeri Singapore, saya baca-baca dibeberapa situs (sepertinya sumbernya sama), seorang muslim Indonesia yang mendekati sepatu dari pig skin lining diperingatkan oleh salesnya bahwa itu dari babi. Apalagi di Malaysia yang katanya untuk sandang sudah harus sertifikasi halal. Dikita baru pangan dan obat-obatan saja.

"kan cuman dipake dikaki, pake kaos kaki aman kan?"
woalah... saya sih ogah, mau pake kaos kaki atau apa. Saya pengalaman kalau pergi keluar kan kadang kita kehujanan dan pastinya sendal kita ikut basah. Belum lagi untuk mencucinya gimana, apa gak bakalan dicuci sepatu atau sendalnya?

Balik lagi ke diri saya dan ini menjadi pelajaran yang begitu menampar karena keteledoran saya. Ingat saja Rahmat dan rejeki Allah itu jauh lebih luas dari harga sendal tadi. Semoga ini adalah kasus terakhir yang saya alami bersama hal yang menjadi keraguan.

Semoga saja ada konfirmasi dari pihak Triset supaya jelas dan saya masih menunggu untuk ditulis di blog ini.

Update: Mohon maaf, saya belum update informasi terbaru dari kasus sandal saya ini. Untuk lebih jelasnya lihat postingan selanjutnya tentang sandal ini dan  bisa klik disini. Karena sudah ada KEJELASAN INFORMASI DARI PIHAK TRISET.

Terima kasih.

You Might Also Like

10 komentar

  1. Saya kok ga ngerti hal itu sama sekali ya mba?hehehe..kebetulan saya ga najis sama babi mba,hehe..klo sayang dibuang tuh sendal ,kasih sya aja gpp mba, klo mba berkenan sih...hehe...email sya setya.ririn@yahoo.com makasih ya...

    ReplyDelete
  2. mbak Ririn: iya, mbak... , untuk warga muslim hal itu najis, karena tidak sah dipakai ibadah. Cirinya ada tiga titik yang berkumpul, tapi pvc atau sinteis juga ada yang begitu tapi katanya lebih rapi dibanding yang asli. belum dibuang sih masih nunggu konfirmasi, beuh... (tapinya saya gak yakin ada balasan), kita lihat aja apa betul-betul pig skin atau bukan.

    ReplyDelete
  3. Hmm... Saya nggak tahu kalo barang yang terbuat dari benda yang haram dimakan itu juga haram kalo cuma dipakai aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tidak boleh dipakai karena najis, mbak... kalau haram tapi tidak najis gak papa. Seperti spirtus, kan haram tapi tidak najis. Babi kan najis dan tidak sah dipakai sholat. misal tangan kita atau kaki kita basah kena najis, ya kita harus bersihkan tangan atau kaki kita juga karena sudah jadi muttanajis (terkena najis), nah yang repot ini najisnya mugholadzoh jadi harus 7 kali cuci salah satu pakai tanah. makanya saya gak mau repot... :)

      Delete
  4. kita memang hrs lbh teliti ya mb..dan salut sm mb santi yg sgt teliti melihat sandalnya sedemikian rupa..kl aku mgkn gk akan tau mb tentang bahan kulit apa... memang lbh bijak ada peringatan ato keterangan dr produsen juga pihat toko yg menjual spy konsumen jg lbh nyamman dlm berbelanja..

    ReplyDelete
  5. iya ini juga semoga bukan mbak, karena bentuknya samar, saya juga ragu makanya saya masih nunggu konfirmasi, apalagi produsen merupakan member aprisindo, jadi sepertinya perlu komunikasi dari pihak mereka
    terima kasih sudah berkunjung...:)

    ReplyDelete
  6. kebetulan saya senasib dengan mba Santi, baru beli spatu merk triset dan menemukan hal yang sama..kemudian untuk mencari tau, saya coba googling dan mendapatkan gambar ini mba
    http://halalpractice.files.wordpress.com/2012/11/kulit.jpg
    ada juga bahan sintetis yang bentuknya mirip kulit babi. Semoga bahan yang digunakan triset bukan kulit babi ya mba

    dan kalau mba Santi sudah dapat jawaban dari pihak triset, boleh dong saya dikabari :)
    tirta.komala@yahoo.com

    Trimakasih

    ReplyDelete
  7. Sudah di e-mail mbak... makasih sudah berkunjung....^_^

    ReplyDelete
  8. Kemarin saya beli sandal st.yves jg menemukan tiga titik di alasnya,haduw krn terburu_buru lupa ngecek pas membelinya. Sayang bgt padahal made in indonesia loh yg bikin aku beli,eh tak taunya gak bs dipakai. Saya pikir kl made in indonesia yg mayoritas muslim gak mungkin menggunakan kulit babi tapi ternyata saya salah. Harusnya ada sertifikat MUI nih utk sepatu sandal juga tas. Setidaknya konsumen diberi tahu dari bahan apa. Smoga yang lain teliti sblm membeli.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya, saya lupa cantumin link terusan kisah saya. Ternyata ada balasan dari pihak Trise yang bikin saya lega. Jadi mending mbak konfirmasi saja dulu ke pihak bersangkutan. Semoga selesai masalahnya.

      Delete

Silahkan berkomentar dengan baik, sopan dan boleh sedikit bercanda tanpa keterlaluan, ya. No Spam No Iklan.

Popular Posts

Flickr Images